Berbicara
tentang jenis penelitian, menurut para ahli banyak pula macamnya, sesuai dari
sudut mana mereka memandang.Umpamanya W.Surakhmad (1980: 131-148)
mengelompokkan jenis penelitian berdasarkan derajad kepastian jawabannya, yang
terdiri dari metoda penelitian historis, metode penelitian diskriptif, metode
penelitian eksperimen dan ditambah oleh Sujana dan Ibrahim satu lagi yaitu
metode penelitian ekspolratif.
Penggolongan
jenis-jenis penelitian itu sangat bergantung pada peristiwa dari mana seseorang
hendak meninjau persoalannya. Namun secara umum, penelitian dapat digolongkan
dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
1.
Ditinjau
dari segi tujuan esensialnya,
penelitian bisa dibedakan dalam dua macam penelitian, yaitu:
a. Penelitian dasar atau basic research,
Penelitian
dasar disebut pula sebagai penelitian murni.Penelitian jenis ini bertujuan
menemukan suatu generelisasi atau keumuman, dan berusaha menemukan dalil-dalil
atau teori-teori yang berlaku secara umum dimana penelitian ini diselenggarakan
dalam rangka memperluas dan memperdalam pengetahuan secara teoritis.
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar
bersifat abstrak dan umum serta berlaku secara universal. Penelitian dasar
tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis akan tetapi prinsip-prinsip
atau teori yang dihasilkannya dapat mendasari pemecahan masalah praktis. Dengan
kata lain, hasil penelitian dasar dapat mempengaruhi kehidupan praktis. Contoh
penelitian dasar yang terkait erat dengan bidang pendidikan adalah penelitian
dalam bidang psikologi, misalnya penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap dan perikalu manusia. Hasil penelitian tersebut sering
digunakan sebagai landasan dalam pengembangan sikap untuk merubah perilaku
melalui proses pembelajaran/pendidikan.
b. Penelitian penerapan atau applied research
Penelitian
penerapan itu diarahkan pada penggunaan secara praktis di bidang kehidupan
sehari-hari.Penelitian ini diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata
dalam kehidupan, untuk mencari sesuatu yang lebih baik.
Penelitian ini menguji manfaat dari
teori-teori ilmiah serta mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam
bidang-bidang tertentu.Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam
rumusan bersifat umum, bukan rekomendasi berupa tindakan langsung. Setelah
sejumlah studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu tertentu,
pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi para
praktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada pengetahuan teoretis dan
praktis dalam bidang-bidang tertentu bukan pengetahuan yang bersifat universal
misalnya bidang kedokteran, pendidikan, atau teknologi.Penelitian terapan
mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta
pengembangan metodologi untuk kepentingan praktis.Penelitian terapan dapat pula
diartikan sebagai studi sistematik dengan tujuan menghasilkan tindakan
aplikatif yang dapat dipraktekan bagi pemecahan masalah tertentu.
2.
Ditinjau
dari segi Bidang yang diteliti ada
dua macam penelitian yaitu :
a. Penelitian bidang social
Penelitian
ini secara khusus berbentuk penilaian pendidikan, ekonomi, hokum, psikologi dan
lain-lain.
b. Penelitian bidang eksakta
Penelitian
ini secara khusus berbentuk penelitian ilmu pengetahuan alam, penelitian kimia
dan sebagainya.
3.
Ditinjau
dari segi tempat dilaksanakan penelitian,
ada tiga macam penelitian yaitu :
a. Penelitian laboratorium
Penelitian laboratorium
merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan tertutup, dimana kelompok eksperimen dijauhkan dari variable
pengganggu sebab dapat memengaruhi hasil dari pengujian hubungan sebab akibat.
Penelitian
jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi-ilmiah dan
kerja ilmiah.Tujuan penelitian laboratorium untuk ilmu pengetahuan social
ialah; mengumpulkan data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan
interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan
kecenderungan gerak satu gejala social dalam satu masyarakat
tertentu.Laboratorium pengetahuan social ini memberikan bimbingan pada sejumlah
ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian
secara kooperatif.
b. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,
lembaga atau gejala tertentu.Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus
hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari
sifat penelitian , penelitian kasus lebih mendalam.
Tujuan penelitian kasus dan penelitian
lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang
keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu,
kelompok, lembaga atau masyarakat.
Ciri-ciri dari penelitian kasus adalah
1)
Penelitian kasus adalah penelitian mendalam
mengenai unit social tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut.
2)
Dibanding dengan studi survey yang cenderung
untuk meneliti sejumlah kecil variable pada unit sampel yang besar, studi kasus
cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai
variable-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
c.
Penelitian perpustakaan
Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah
penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil
penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.
Penelitian perpustakaan bertujuan untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang
terdapat di ruang perpustakaan, misalnya berupa : buku-buku, majalah, naskah-naskah,
catatan, kisah sejarah, dokumen dan lain-lain. Pada hakekatnya, data yang
diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan tersebut dijadikan fondasi dasar
dan alat utama bagi praktek penelitian ditengah lapangan.
4.
Penggolongan
jenis penelitian menurut tujuan umum
dibagi dalam 3 jenis penelitian yaitu:
a. Penelitian eksploratif
Jenis
penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan
sesuatu yang baru.Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokkan suatu
gejala, fakta, dan penyakit tertentu.Penelitian ini banyak memakan waktu dan
biaya.
b. Penelitian pengembangan
Jenis
penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan /
atau perubahan sebagai fungsi waktu.Jenis penelitian pengembangan ini juga bertujuan untuk mengembangkan aspek ilmu
pengetahuan. Misalnya: penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan terapi gen
untuk penyakit-penyakit menurun.
c. Penelitian verifikatif
Jenis
penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena.Misalnya saja,
masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan mampu mengobati penyakit mata
dan kulit.Fenomena ini harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah
memang air tersebut mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan
utama yaitu pengukuran atau pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran
dan pengumpulan data dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil
perbandingan ini maka akan didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan
itu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas
dasar kegiatan tersebut, penelitian evaluatif dimaksudkan untuk membantu
perencana dalam pelaksanaan program, penyempurnaan dan perubahan program,
penentuan keputusan atas keberlanjutan atau penghentian program, menemukan
fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap program, memberikan sumbangan dalam
pemahaman suatu program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup
penelitian evaluative dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum,
program pendidikan, pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan
manajemen.Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya
standar, tolok ukur atau kriteria.Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan
kriteria (kondisi yang diharapkan).Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan
evaluasi pada umumnya.
5.
Penggolongan
jenis penelitian menurut pendekatan
analitik,dibagi menjadi 2 macam
penelitian yaitu:
a. Penelitian Pendekatan kuantitatif
Penelitian
dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka-angka) yang diolah dengan metoda statistik.Pada dasarnya pendekatan
kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan menyandarkan
kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas kesalahan penolakan
hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan
kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya,
penelitian kuantitaif merupakan penelitian dengan jumlah sampel besar.
Bila
disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam
dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.
1) Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan terhadap kejadian yang sedang atau sudah jadi. Si peneliti
mendeskripsikan atau memusatkan perhartian kepada masalah-masalah actual yang
sedang atau sudah terjadi dan data yang diinginkan apa adanya tanpa manipulasi.
Penelitian deskriptif melakukan analisis
hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara
sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan
disimpulkan.Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan
akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu
dan juga untuk membuat pencandraan secara sistematis, factual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Analisis yang
sering digunakan adalah: analisis persentase dan analisis kecenderungan. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat
umum.Jenis penelitian deskriptif yang cukup dikenal adalah penelitian survei.
2) Penelitian inferensial
Penelitian
inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian
hipotesis.Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data
kuantitatif saja, dan kesimpulannya adakalanya bersifat umum.
b. Penelitian pendekatan kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif pada
umumnya menekankan analisis proses dari proses berfikir secara deduktif dan
induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati,
dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif tidak berarti
tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, akan tetapi lebih ditekankan
pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang
dihadapi.
Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi,
menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory), dan mengembangkan
pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi.
Cara
memperoleh informasi tersebut melalui observasi secara berpartisipasi,
wawancara mendalam dan metoda lain yang menghasilkan data deskriptif guna
mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang diteliti.
6.
Penggolongan
jenis penelitian menurut proses
berlangsungnya prosedur penelitian, dibagi menjadi 3 macam penelitian yaitu:
a. Penelitian Historis
Penelitian historis (historical research)
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau
secara objektif, sistematik, dan akurat.Melalui penelitian ini, bukti-bukti
dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan.Selanjutnya, dirumuskan
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti itu.Adakalanya penelitian historis digunakan
untuk menguji hipotesis tertentu.
Peneliti historis biasanya memperoleh data
melalui catatan-catatan, artifak-artifak, atau laporan-laporan verbal.Hasil
penelitian biasanya berupa narasi deskriptif (narative description) atau
analisis terhadap peristiwa-peristiwa yang muncul pada rentang waktu lama atau
cukup lama di masa lampau.
Tujuan penelitian historis ini adalah untuk
membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan serta mensistensikan bukti-bukti
untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Ciri – ciri dari penelitian historis ini
adalah penelitian historis lebih tergantung kepada data yang diobservasi orang
lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan
dihasilkan oleh kerja yang cermat menganalisis keotentikan, ketepatan, dan
pentingnya sumber-sumbernya.
b.
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah salah satu
metode yang bisa digunakan dan di pilih dalam sebuah penelitian pembelajaran
pada PTK.Jadi penelitian ini bisa diartikan pembelajaran yang dilakukan secara
sistematis, objektif dan juga terkontrol guna memprediksikan
kejadian-kejadian.Penelitian eksperimental berguna untuk menyelidiki hubungan
antara sebab dan akibat.
Pada
penelitian jenis ini si peneliti melakukan manipulasi perlakuan.Perlakuan
tersebut direncanakan terlebih dahulu, umpanya anda ingin meneliti pengaruh
besarnya jumlah anggota grup dalam melaksanakan praktikum terhadap penguasaan
materinya sesaat setelah kegiatan.Penelitian eksperimen bertujuan untuk bisa
meramalkan keadaan di masa mendatang.
Penelitian
eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesa tertentu dan dimaksudkan
untuk mengetahui hubungan sebab akibat variable penelitian.Pelaksanaannya
memerlukan konsep dan variable yang jelas sekali dan pengukuran yang cermat.
Eksperimen
dapat dilakukan tanpa atau dengan kelompok pembanding. Dalam penelitian
eksperimen yang tidak menggunakan kelompok control hasil penelitian tersebut
diragukan keabsahannya, karena beberapa variable yang mengancam atau yang
melemahkan validitas penelitian tidak dikontrol. Maka untuk menghindari masalah
tersebut, berbagai penelitian eksperimen menggunakan lkelompok pembanding.
c. Penelitian surivei
Dalam
survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan
kuesioner.Umumnya pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya
dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.Dengan
demikian penelitiasn survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Pada
umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survey adalah individu.
Unit analisa ini perus sekali diperhatikan, terutama bagi peneliti muda.
Akhir-akhir ini penelitian survey banyak digunakan untuk berbagai penelitian
operasional.Pengamatan survey ini boleh dilakukan pada keseluruhan yang
diteliti (disebut sensus) dan boleh juga dilakukan hanya kepada sebagian yang
diteliti.
7.
Penggolongan
jenis penelitian menurutwaktu, yaitu:
a. Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan ciri:
waktu penelitian lama, memerlukan biaya yang relatif besar, dan melibatkan
populasi yang mendiami wilayah tertentu,
dan dipusatkan pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu. Penelitian
ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan perkembangan
dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu.
Jenis penelitian ini sering digunakan pada penelitian lingkup Epidemiologi
dengan beberapa rancangan yang khas, seperti kohort, cross-sectional, dan kasus
kontrol.
a.
Kohort
Penelitian kohort sering juga disebut penelitian followup atau penelitian insidensi, yang dimulai dengan sekelompok
orang (kohor) yang bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam
sub-kelompok tertentu sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial
terjadinya penyakit atau outcome.
Penelitian kohort memberikan informasi terbaik tentang penyebab penyakit
dan pengukurannya yang paling langsung tentang resiko timbulnya penyakit. Jadi
ciri umum penelitian kohort adalah:
a. dimulai dari pemilihan subyek
berdasarkan status paparan.
a. melakukan pencatatan terhadap
perkembangan subyek dalam kelompok studi amatan.
b. dimungkinkan penghitungan laju
insidensi (ID) dari masing-masing kelompok studi.
c. peneliti hanya mengamati dan
mencatat paparan dan penyakit dan tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan.
Oleh karena penelitian kohort diikuti dalam suatu periode tertentu, maka
rancangannya dapat bersifat restropektif dan prospektif, tergantung pada kapan
terjadinya paparan pada saat peneliti mau mengadakan penelitian.
Rancangan penelitian kohort prospektif, jika paparan sedang atau akan
berlangsung, pada saat penelitian memulai penelitiannya. Rancangan kohort
retrospektif, jika paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai
penelitiannya. Jenis penelitian ini sering disebut sebagai penelitian
prospektif historik.
b.
Penelitian cross-sectional
(Lintas-Bagian)
Penelitian
lintas-bagian adalah penelitian yang mengukur prevalensi penyakit. Oleh karena
itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status
paparan dan penyakit secara serentak pada individu dari populasi tunggal pada
satu saat atau periode tertentu.
Penelitian lintas-bagian relatif lebih mudah dan murah
untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang
terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal dari
penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di bidang
pelayanan kesehatan dari populasi tersebut. Instrumen yang sering digunakan
untuk memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara, dan isian
kuisioner.
c.
Penelitian Kasus Kontrol (case control)
Penelitian kasus kontrol adalah rancangan epidemiologis
yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan
status paparannya. Ciri penelitian ini adalah: pemilihan subyek berdasarkan
status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai
riwayar terpapar atau tidak. Subyek
yang didiagnosis menderita penyakit
disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dari populasi, sedangkan subyek
yang tidak menderita disebut Kontrol.
8.
Penggolongan
jenis penelitian menurut rancangan, dibagi
menjadi 5 macam penelitian yaitu:
a.
Penelitian Korelasional (correlational
research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi.
Ciri ciri penelitian korelasional adalah
1) Penelitian macam ini cocok dilakukan bila
variable-variabel yang diteliti rumit dan / atau tak dapat di teliti dengan
metode eksperimental atau tak dapat di manipulasi.
2) Studi macam ini memngkinkan pengukuran
beberapa variable dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan
realistiknya.
3) Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi
rendahnya saling berhubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan
tersebut.
Contoh penelitian korelasional yang umum dilakukan:
1)
Studi yang mempelajari saling
hubungan antara skor pada test masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi.
2)
Studi analisis faktor mengenai hubungan antara
tingkat pengetahuan, pendidikan, dan status sosial dengan pemilihan jenis
persalinan di desa tertinggal.
b.
Penelitian Kausal-Komparatif (causal-comparative research)
Tujuan penelitian
kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat
dengan berdasarkan atas pengamatan terhadap
akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab
melalui data tertentu. Hal ini
berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini
dalam kondisi yang dikontrol.
Penelitian kausal-komperatif
bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Penelitian yang bersifat ex post facto merupakan suatu penelitian yang meneliti peristiwa
yang telah terjadi dengan cara mengurut kebelakang melalui data-data atau informasi-informasi
yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang di
teliti. Peneliti
mengambil satu atau lebih akibat sebagai “dependent variable” dan menguji data
itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling
hubungan, dan maknanya.
c. Penelitian
Eksperimental-Sungguhan (true-experimental
research)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk
menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih kondisi
perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol
yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
1)
Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi
eksperimental secara tertib-ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung
maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
2)
Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai
“garis dasar” untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang
dikenai perlakuan eksperimental.
3)
Memusatkan usaha pada pengontrolan varians dengan
cara: pemilihan subyek secara acak, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok
secara rambang, dan penentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara
rambang.
4)
Validitas internal merupakan tujuan pertama metode
eksperimental.
5)
Tujuan ke dua metode eksperimental adalah validitas
eksternal.
6)
Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua
variabel penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
d.
Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
Tujuan penelitian
eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan
bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam
keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa
yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya dan
berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Ciri penelitian eksperimen semu meliputi:
1)
Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai
keadaan praktis, yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua
variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut.
2)
Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam
mengukur aspek minat, sikap, dan perilaku.
3)
Tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga
validitas internal masih dapat dijaga.
e.
Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian
tindakan adalah suatu penelitian dengan melakukan tindakan terhadap suatu
kelompok orang atau masyarakat dengan tujuan untuk menjadikan perubahan
terhadap situasi, perilaku, dan/atau organisasi, mekanisme kerja, akhir kerja
dan sebagainya.
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang
lain.Contoh penelitian tindakan misalnya adalah:
1)
Penelitian tentang pelaksanaan suatu program inservice training untuk melatih para
konselor bekerja dengan anak putus sekolah;
2)
Penelitian untuk menyusun program penjajagan dalam
pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi;
3)
Penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam
penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.
Ciri penelitian tindakan adalah:
1)
Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual
dalam dunia kerja.
2)
Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk
pemecahan masalah dan perkembangan baru.
3)
Penelitian
mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku,
dan tidak berdasar pada pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa
lampau.
4)
Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama
masa penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation dan inovasi.
Contoh
penelitian pendekatan ini adalah
Umpamanya
disalah satu kelas dari sebuah SMA di kota ini, terlihat siswa-siswanya kurang
acuh/kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru Geografi. Setelah
ditelusuri hal ini mungkin disebabkan oleh strategi yang dipakai oleh guru yang
bersangkutan kurang dapat menarik pehatian mereka. Kemudian guru tersebut
melakukan suatu tindakan, umpamanya dalam proses pembelajarannya ia memakai
media pengajaran yang dapat memikat perhatian siswa, umpamanya membawa objek
yang sesungguhnya kedalam kelas atau menggunakan slide proyektor dan
sebagainya. Dengan demikian si guru sudah melakukan suatu tindakan.Akibat dari
tindakan ini, murid-murid yang semula banyak yang tidak/kurang memperhatikan
penjelasan dari guru geografi tadi, menjadi kurang jumlahnya.Dengan demikian
situasi kelas telah berubah.
Sumber
:
https://www.academia.edu/8307303/JENIS-JENIS_PENELITIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar